Mengutip informasi yang dilansir laman Ubergizmo, Jumat (3/3/2017), tool tersebut akan disematkan di dalam layanan Facebook Live dan Facebook Messenger. Tak hanya itu, tool juga dapat mendeteksi setiap posting pengguna yang berbau depresi atau putus asa.
Secara mekanisme, jika tool mendeteksi sebuah posting yang mengandung tendensi bunuh diri, secara otomatis sistem kecerdasan buatan Facebook akan langsung memberikan flag.
Untuk memaksimalkan fitur, tool ini juga dikembangkan Facebook bersama sejumlah lembaga sosial. Adapun lembaga tersebut meliputi National Eating Disorder Association, National Suicide Prevention Lifeline, Crisis Text Line dan beberapa lainnya.
Product Manager Facebook Vanessa Callison-Burch mengatakan, "Orang-orang sebenarnya ingin dibantu, tapi sering kali mereka tak tahu harus berkata apa untuk mendapatkan bantuan atau tak tahu apa yang harus dilakukan untuk membantu teman-temannya."
Selama 10 tahun terakhir, banyak organisasi nonpemerintah maupun peneliti yang menekan Facebook untuk lebih terlibat dalam membantu mencegah tindakan bunuh diri. Fitur ini dinilai sebagai langkah baik untuk mengatasi tindakan bunuh diri.
Sebagai informasi, pengguna Facebook bukan hanya mengunggah dan menuliskan status mengenai hal-hal baik dalam kehidupannya, tetapi juga ungkapan kesedihan. Tak sedikit yang mengungkapkan betapa mereka membutuhkan bantuan untuk menghindari bunuh diri.