ok

Tuesday 7 January 2020

Beberapa Hadist tentang menjamu tamu "Shahih Muslim"

Berikut  beberapa hadist menjelaskan betapa pentingnya kita menjamu tamu




1.  Hukumnya Orang yang Tidak Menjamu Tamu

. عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ أَنَّهُ قَالَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ تَبْعَثُنَا فَنَنْزِلُ بِقَوْمٍ فَلَا يَقْرُونَنَا فَمَا تَرَى فَقَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنْ نَزَلْتُمْ بِقَوْمٍ فَأَمَرُوا لَكُمْ بِمَا يَنْبَغِي لِلضَّيْفِ فَاقْبَلُوا فَإِنْ لَمْ يَفْعَلُوا فَخُذُوا مِنْهُمْ حَقَّ الضَّيْفِ الَّذِي يَنْبَغِي لَهُمْ

1068- Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu 'anhu, dia berkata, "Kami pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, 'Ya Rasulullah, sesungguhnya engkau telah mengutus kami ke suatu wilayah. Lalu kami singgah di suatu tempat milik suatu kaum, tetapi mereka tidak menjamu ataupun menyuguhkan apapun kepada kami. Bagaimana menurut engkau mengenai hal itu?' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab pertanyaan kami, 'Apabila kalian berkunjung ke suatu kaum, kemudian mereka menjamu dan menyuguhkan kalian kepada sesuatu yang pantas untuk disuguhkan kepada tamu, maka terimalah. Sebaliknya, apabila mereka tidak menyuguhkan apapun kepada kalian, maka kalian boleh memperoleh hak tamu yang layak menurut mereka."' 
 {Muslim 5/138}


2. Perintah untuk Menjamu Tamu

. عَنْ أَبِي شُرَيْحٍ الْخُزَاعِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الضِّيَافَةُ ثَلَاثَةُ أَيَّامٍ وَجَائِزَتُهُ يَوْمٌ وَلَيْلَةٌ وَلَا يَحِلُّ لِرَجُلٍ مُسْلِمٍ أَنْ يُقِيمَ عِنْدَ أَخِيهِ حَتَّى يُؤْثِمَهُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يُؤْثِمُهُ قَالَ يُقِيمُ عِنْدَهُ وَلَا شَيْءَ لَهُ يَقْرِيهِ بِهِ


1069- Dari Abu Syuraih Al Khuza'i radhiyallahu 'anhu, dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Batas (toleransi) menjamu tamu itu tiga hari lamanya, sementara yang dianjurkan adalah satu hari satu malam. Tidak diperbolehkan bagi seorang muslim untuk menetap dan tinggal di rumah saudaranya muslim sehingga menyebabkannya berdosa.' Para sahabat bertanya, 'Ya Rasulullah, bagaimana mungkin ia dapat mengakibatkan saudaranya sesama muslim berdosa?' Rasulullah menjawab, "Dia menetap dan tinggal di rumah saudaranya, sementara saudaranya tersebut tidak memiliki sesuatu untuk menjamunya'' {Muslim 5/138}

3. Memberikan Bantuan dengan Kelebihan Harta

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ فِي سَفَرٍ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ جَاءَ رَجُلٌ عَلَى رَاحِلَةٍ لَهُ قَالَ فَجَعَلَ يَصْرِفُ بَصَرَهُ يَمِينًا وَشِمَالًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَ مَعَهُ فَضْلُ ظَهْرٍ فَلْيَعُدْ بِهِ عَلَى مَنْ لَا ظَهْرَ لَهُ وَمَنْ كَانَ لَهُ فَضْلٌ مِنْ زَادٍ فَلْيَعُدْ بِهِ عَلَى مَنْ لَا زَادَ لَهُ قَالَ فَذَكَرَ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ مَا ذَكَرَ حَتَّى رَأَيْنَا أَنَّهُ لَا حَقَّ لِأَحَدٍ مِنَّا فِي فَضْلٍ
1070- Dari Abu Said Al Khudri radhiyallahu 'anhu, dia berkata, "Ketika kami sedang dalam perjalanan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba datanglah seorang lelaki dengan kendaraan pribadinya. Kemudian ia memalingkan pandangannya ke kanan dan ke kiri. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda, 'Barang siapa ada di antara kalian yang membawa kendaraan (tunggangan) yang lebih, maka hendaklah ia memberikan kelebihan itu kepada orang yang tidak mempunyai kendaraan (tunggangan). Barang siapa mempunyai bekal yang lebih, maka hendaklah ia memberikan kelebihan tersebut kepada orang yang tidak mempunyai bekal'Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan berbagai jenis harta, hingga kami menduga bahwa tidak ada hak bagi seseorang di antara kami untuk memiliki suatu kelebihan." {Muslim 5/138-139}

4. Perintah untuk Mengumpulkan Bekal Apabila Berkurang dan Memberikan Bantuan Berupa Bekal

. عن إِيَاس بْن سَلَمَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةٍ فَأَصَابَنَا جَهْدٌ حَتَّى هَمَمْنَا أَنْ نَنْحَرَ بَعْضَ ظَهْرِنَا فَأَمَرَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَمَعْنَا مَزَاوِدَنَا فَبَسَطْنَا لَهُ نِطَعًا فَاجْتَمَعَ زَادُ الْقَوْمِ عَلَى النِّطَعِ قَالَ فَتَطَاوَلْتُ لِأَحْزِرَهُ كَمْ هُوَ فَحَزَرْتُهُ كَرَبْضَةِ الْعَنْزِ وَنَحْنُ أَرْبَعَ عَشْرَةَ مِائَةً قَالَ فَأَكَلْنَا حَتَّى شَبِعْنَا جَمِيعًا ثُمَّ حَشَوْنَا جُرُبَنَا فَقَالَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهَلْ مِنْ وَضُوءٍ قَالَ فَجَاءَ رَجُلٌ بِإِدَاوَةٍ لَهُ فِيهَا نُطْفَةٌ فَأَفْرَغَهَا فِي قَدَحٍ فَتَوَضَّأْنَا كُلُّنَا نُدَغْفِقُهُ دَغْفَقَةً أَرْبَعَ عَشْرَةَ مِائَةً قَالَ ثُمَّ جَاءَ بَعْدَ ذَلِكَ ثَمَانِيَةٌ فَقَالُوا هَلْ مِنْ طَهُورٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرِغَ الْوَضُوءُ

1071- Dari Iyas bin Salamah, dari bapaknya radhiyallahu 'anhu, dia berkata, "Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu peperangan. Tak lama kemudian kami merasa capek dan lelah, hingga kami sempat berpikir untuk menyembelih sebagian hewan tunggangan kami. Kemudian Rasulullah memerintahkan kami untuk mengumpulkan wadah-wadah bekal kami. Setelah itu kami menghamparkannya, hingga terkumpullah perbekalan makanan tersebut di atas hamparan. Lalu saya mencoba untuk mengira-ngira seberapa banyak makanan yang terkumpul. Tetapi menurut perkiraan saya makanan yang terkumpul itu sebesar kambing duduk, sementara jumlah kami pada saat itu ada sekitar seratus empat belas orang. Akhirnya kami pun mulai menyantap makanan itu hingga kami merasa kenyang, bahkan kami masih sempat mengisi kantong-kantong kulit kami dengan makanan tersebut. Setelah itu Rasulullah bertanya, 'Apakah ada air wudhu?'Tiba-tiba seorang sahabat datang menghampiri beliau sambil membawa bejana yang berisi sedikit air. Lalu beliau tuang air tersebut ke dalam mangkuk. Kemudian kami (sebanyak seratus empat belas orang) berwudhu secara bergantian. Tak lama kemudian datanglah delapan orang sahabat yang bertanya, 'Apakah ada air untuk bersuci?' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Air wudhunya sudah habis'' {Muslim 5/139}
Share:

Baca Juga Artikel

Like

Rusdyanha.com