1. Definisi Pemeliharaan Sistem
Pemeliharaan Sistem adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu sistem dalam, atau memperbaikinya sampai, suatu kondisi yang bisa diterima. Pada bulan April 1970 didefinisikan sebuah istilah untuk Teknologi Pemeliharaan yang mencakup pengertian yang lebih luas dari pada pengertian Pemeliharaan diatas. Istilah ini adalah Teroteknologi.Sistem perlu dipelihara karena beberapa hal, yaitu :
1. Sistem memiliki kesalahan yang dulunya belum terdeteksi, sehingga kesalahan- kesalahan sistem perlu diperbaiki.Untuk mencegah hal-hal tesebut, digunakanlah mOS(maintenance Operating system) yang berfungsi untuk:
2. Sistem mengalami perubahan-perubahan karena permintaan baru dari pemakai sistem.
3. Sistem mengalami perubahan karena perubahan lingkungan luar (perubahan bisnis).
4.Sistem terinfeksi malware aktif
5.Sistem berkas corrupt
6.Perangkat keras melemah
-Manajemen Malware yang aktifmOS tidak menulis ke disk atau menjalankan kode apapun dari disk, memiliki akses langsung ke perangkat keras, dan hanya membutuhkan sedikit bagian dari perangkat keras untuk bekerja dengan sempurna. Selain dengan mOS, kita juga dapat memelihara sistem (pada windows) dengan cara-cara yang sederhana seperti:
-Pemulihan data (recovery) dan perbaikan sistem berkas
-Diagnosa perangkat keras.
-Jangan pernah mematikan power sampai sistem benar-benar sudah shutdown.
-Buatlah backup data-data yang penting.
-Lakukan defragment setidaknya satu bulan sekali
-Sisakan sedikitspace kosong di partisi tempat sistem operasi berada
-Gunakan firewall jika anda terkoneksi dengan jaringan.
-Lakukan pengecekan virus secara rutin.
2. Tujuan Pemeliharaan Sistem
Suatu kalimat yang perlu diketahui oleh orang pemeliharaan dan bagian lainnya bagi suatu pabrik adalah pemeliharaan ( maintenance ) murah sedangkan perbaikan ( repair ) mahal. (Setiawan F.D, 2008).Menurut Daryus A, (2008) dalam bukunya manajemen pemeliharaan mesin Tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefenisikan sebagai berikut:
- Untuk memperpanjang kegunaan asset,
- Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin,
- Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu,
- Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
- Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi,
- Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu
- Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan menjaga modal yang di investasikan tersebut,
- Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien,
- Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja
- Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi - fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan ( return on investment ) yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah.
3. Fungsi Pemeliharaan Sistem
Apakah maksud pemeliharaan. Menurut pendapat Agus Ahyari, (2002) fungsi pemeliharaan adalah agar dapat memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi.Keuntungan- keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya pemeliharaan yang baik terhadap mesin, adalah sebagai berikut :
- Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu panjang,
- Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan dengan lancar,
- Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama proses produksi berjalan,
- Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka proses dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula,
- Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi yang digunakan,
- Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan baku dapat berjalan normal,
4. Kontrol dan Jaminan Kualitas
Pemeliharaan korektif adalah bagian pemeliharaan sistem yang tidak begitu tinggi nilainya dan lebih membebani, karena pemeliharaan ini mengkoreksi kesalahan-kesalahan yang ditemukan pada saat sistem berjalan. Umumnya pemeliharaan korektif ini mencakup kondisi penting atau bahaya yang memerlukan tindakan segera. Kemampuan untuk mendiagnosa atau memperbaiki kesalahan atau malfungsi dengan cepat sangatlah berharga bagi perusahaan.■ Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan adaptif dilakukan untuk menyesuaikan perubahan dalam lingkungan data atau pemrosesan dan memenuhi persyaratan pemakai baru. Lingkungan tempat sistem beroperasi adalah dinamik, dengan demikian, sistem harus terus merespon perubahan persyaratan pemakai. Misalnya, Undang-Undang Perpajakan yang baru mungkin memerlukan suatu perubahan dalam kalkulasi pembayaran bersih. Umumnya pemeliharaan adatif ini baik dan tidak dapat dihindari.■ Pemeliharaan Adaptif
Pemeliharaan penyempurnaan mempertinggi cara kerja atau maintainabilitas (kemampuan untuk dipelihara). Tindakan ini juga memungkinkan sistem untuk memenuhi persyaratan pemakai yang sebelumnya tidak dikenal. Ketika membuat perubahan substansial modul apapun, petugas pemeliharaan juga menggunakan kesempatan untuk meng-upgrade kode, mengganti cabang-cabang yang kadaluwarsa, memperbaiki kecerobohan, dan mengembangkan dokumentasi. Sebagai contoh, kegiatan pemeliharaan ini dapat berbentuk perekayasaan ulang atau restrukturisasi perangkat lunak, penulisan ulang dokumentasi, pengubahan format dan isi laporan, penentuan logika pemrosesan yang lebih efisien, dan pengembangan efisiensi pengoperasian perangkat.■ Pemeliharaan Perfektif (Penyempurnaan)
Pemeliharaan Preventif terdiri atas inspeksi periodik dan pemeriksaan sistem untuk mengungkap dan mengantisipasi permasalahan. Karena personil pemeliharaan sistem bekerja dalam sistem ini, mereka seringkali menemukan cacat-cacat (bukan kesalahan yang sebenarnya) yang menandakan permasalahan potensial. Sementara tidak memerlukan tindakan segera, cacat ini bila tidak dikoreksi di tingkat awal, jelas sekali akan mempengaruhi baik fungsi sistem maupun kemampuan untuk memeliharanya dalam waktu dekat.■ Pemeliharaan Preventif
BAB II
PROSEDUR PEMELIHARAAN SISTEM (MAINTENACE)
System Maintainability (kemampuan pemeliharaan sistem) adalah kapasitas personil pemeliharaan untuk melakukan pemeliharaan korektif, adaptif, penyempurnaan, atau preventif. Semakin mudah suatu sistem dipelihara, semakin kecil pula tenaga dan biaya yang harus dikeluarkan untuk memelihara sistem.Maintainabilitas (maintainability) sistem bertambah jika sistemnya dirancang agar mudah diubah. Aspek ini meliputi prosedur-prosedur berikut :
1. SDLC dan SWDLC
SDLC (System Development Life Cycle) dan SWDLC (Software Development Life Cycle).
Aplikasi yang profesional dalam SDLC dan SWDLC dan teknik maupun perangkat modeling yang mendukungnya adalah hal-hal keseluruhan yang terbaik yang dapat seseorang lakukan untuk meningkatkan maintainabilitas sistem.
2. Definisi Data Standar.
Trend ke arah sistem manajemen database relasional mendasari dorongan ke normalisasi data dan definisi data standar.
3. Bahasa Pemrograman Standar.
Penggunaan bahasa pemrograman standar, misalnya C atau COBOL, akan mempermudah pekerjaan pemeliharaan.
Jika perangkat lunak C atau COBOL berisi dokumentasi internal yang jelas dan lengkap, seorang programmer pemeliharaan pemula atau pemakai dapat memahami apa yang sedang dikerjakannya. Lagipula C dan COBOL adalah bahasa Universal yang umumnya diketahui oleh sejumlah besar orang. Dengan demikian penggantian programmer pemeliharaan tidak begitu berdampak negatif pada kemampuan perusahaan untuk memelihara program C atau COBOL lama.
4. Rancangan Moduler.
Programmer pemeliharaan dapat mengganti modul program jauh lebih mudah daripada jika ia berurusan dengan keseluruhan program.
5. Modul yang Dapat Digunakan Kembali.
Modul biasa dari kode yang dapat digunakan kembali, dapat diakses oleh semua aplikasi yang memerlukannya.
6. Dokumentasi Standar.
Diperlukan sistem, pemakai, perangkat lunak dan dokumentasi operasi yang standar sehingga semua informasi yang diperlukan untuk beroperasi dan pemeliharaan aplikasi khusus akan tersedia.
7.Kontrol Sentral.
Semua program, dokumentasi, dan data tes seharusnya diinstal dalam penyimpanan pusat dari sistem CASE (Computer-Aided Software Engineering atau Computer-Assisted Software Engineering).
BAB III
ALAT PEMELIHARAAN SISTEM (MAINTENACE)
1. Memelihara Perangkat Lunak
Perangkat lunak aplikasi mungkin terstruktur mungkin pula tidak, atau mungkin didokumentasikan mungkin pula tidak. Beberapa perangkat lunak yang tidak terstruktur dan tidak didokumentasikan mungkin hampir tidak dapat dipelihara. Sebenarnya salah satu sebab utama mengapa pemeliharaan sistem memerlukan anggaran sistem yang amat banyak adalah karena kenaikan tenaga yang dibutuhkan untuk mencoba memelihara perangkat lunak yang didokumentasikan serta distruktur secara acak-acakan. Di lain pihak program perangkat lunak yang tidak terstruktur dan tidak terdokumentasi juga tidak dapat dipelihara. Seandainya suatu perubahan dalam operasi memaksa program itu untuk berubah, maka program itu harus disingkirkan dan dikembangkanlah program baru. Sehinga menyia-nyiakan semua sumber yang dikeluarkan untukmembangun program asli yang tidak dapat dipelihara tersebut, belum lagi kerugian operasi bisnis bila hari yang ditentukan tiba.
2. Memelihara Perangkat Keras
Pemeliharaan perangkat keras terutama pemeliharaan preventif yang memerlukan reparasi, penggantian, atau penambahan suku cadang dan komponen untuk merestorasi atau menjaga agar perangkat keras tetap bekerja dengan baik. Komponen perangkat keras sistem informasi sebaiknya dicek dan diservis secara periodikBAB IV
MENGATUR PEMELIHARAAN SISTEM (MAINTENACE)
1.Planning (Perencanaan)
Tahap perencanaan adalah proses dasar memahami mengapa sistem informasiharus dibangun dan menentukan bagaimana tim proyek akan membangun sistim tsb. perencanaan memiliki dua langkah:
1. Selama inisiasi proyek, nilai bisnis sistem untuk organisasi diidentifikasi:
Bagaimana hal itu menurunkan biaya atau meningkatkan pendapatan? Sebagian besar ide untuk sistem baru datang dari luar daerah sistim informasi (dari departemen pemasaran, departemen akuntansi,dll) dalam bentuk permintaan sistem. Permintaan sistem menyajikan ringkasan singkat kebutuhan bisnis , dan menjelaskan bagaimana sebuah sistem yang mendukung kebutuhan akan menciptakan nilai bisnis. departement sitem informasi bekerja sama dengan orang atau departemen lain
yang menghasilkan permintaan (disebut sponsor proyek) untuk melakukan analisis kelayakan.
Analisis kelayakan mengkaji aspek-aspek kunci dari proyek yang diusulkan:
■ kelayakan teknis (Bisakah ide itu diterapkan secara teknis?)
■ Kelayakan ekonomi (Apakah akan memberikan nilai bisnis?)
■ Kelayakan organisasi (Jika kita membangunnya, apakah sistem itu akan digunakan?)
Permintaan sistem dan analisis kelayakan disajikan ke sistem informasi
persetujuan komite (kadang-kadang disebut komite pengarah), yang memutuskan
apakah proyek tersebut harus dilakukan.
2. Setelah proyek disetujui, memasuki manajemen proyek. Selama manajemen proyek,
manajer proyek menciptakan sebuah rencana kerja, menentukan staf proyek, dan menggunakan teknik2 untuk membantu kontrol tim proyek dan mengarahkan proyek melalui seluruh tahapan SDLC. Hasil yg akan diserahkan untuk manajemen proyek adalah rencana proyek, yang menjelaskan bagaimana tim proyek akan mengembangkan sistem.
2.Analisis Sistem
Analisis sistem adalah mendefinisikan kebutuhan atau persyaratan terkait sistem yang akan dikembangkan.Pada fase ini menjawab pertanyaan siapa pengguna sistem, apa yg sistim akan lakukan, kapan dan dimana sistim akan diterapkan. Dengan cara menganalisis system yg sedang berjalan, mencari celah celah perbaikan,dan membangun konsep untuk sistim yg baru.
Ada 3 tahapan dalam phase Analisis ini antara lain:
Konsep sistem digunakan untuk dasar pembuatan analisis model bisnis.
1. Membuat strategi analisis untuk pendamping usaha2 yg akan dilakukan team project.
2. Mengumpulkan persyaratan/kebutuhan untuk membuat konsep sistem.
Secara kategori, ada tiga buah jenis kebutuhan sistem :
1 Kebutuhan Fungsional.2.Kebutuhan non fungsional :
Kebutuhan Antar muka (interface), spt interface ke database, menu interface dll.Kemudian kebutuhan tersebut akan dimodelkan atau digambarkan dengan teknik analisis dan alat bantu tertentu. Sebagai contoh kebutuhan fungsional dapat dimodelkan dengan menggunakan
Kebutuhan performance (kinerja), spt kecepatan , delay, kapasitas dll.
- Data flow diagram,kamus data,dan spesifikasi proses jika menggunakan anlisis tertsruktur
- Use case diagram dan skenario sistem jika menggunkan analisis berorientasi objek.
3. Analisis, konsep sistem dan model bisnis dikombinasikan untuk membuat proposal sistem , proposal ini akan diajukan kepada fihak yg akan memutuskan apakah project di teruskan atau tdk.
Tahap desain memutuskan bagaimana sistem akan beroperasi, dalam hal perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan infrastruktur; antarmuka pengguna, formulir dan laporan, dan program khusus, database, dan file yang akan dibutuhkan.3. Desain sistem
Tahap desain memiliki empat langkah:
1. Strategi desain pertama kali dibuat. Ini menjelaskan apakah sistem tersebut akan dibuat oleh programmer perusahaan sendiri, apakah sistem akan outsourcing ke perusahaan lain (biasanya perusahaan konsultan), atau apakah perusahaan akan membeli ada paket perangkat lunak.2. Ini (langkah no 1) mengarah pada pengembangan desain arsitektur dasar untuk sistem, yang menggambarkan perangkat keras, perangkat lunak, dan infrastruktur jaringan yang akan digunakan. di banyak kasus, sistem akan menambah atau mengubah infrastruktur yang sudah ada dalam organisasi. Desain antarmuka menentukan bagaimana pengguna akan bergerak melalui sistem dan (misalnya, navigasi metode seperti menu dan tombol pada layar) form dan laporan yg digunakan sistem .3. Spesifikasi database dan file yang dikembangkan, mendefinisikan dengan tepat data apa yg akan akan disimpan dan di mana mereka akan disimpan.
4. Tim analis mengembangkan rancangan/design program, yang mendefinisikan program yang harus ditulis dan apa yang akan tiap program lakukan.Gabungan hasil2 dari tiap tahap (arsitektur desain, desain interface, database dan file spesifikasi, dan desain program) adalah spesifikasi sistem yang diserahkan ke tim pemrograman untuk implementasi. Pada akhir tahap desain, analisis kelayakan dan rencana proyek dikaji ulang dan direvisi, dan keputusan lain yang dibuat oleh proyek sponsor dan komite persetujuan tentang apakah untuk mengakhiri proyek atau melanjutkan.
Tahap terakhir dalam SDLC adalah tahap implementasi, di mana sistem ini benar-benar dibangun (atau dibeli, dalam hal desain paket perangkat lunak). Ini adalah fase yang biasanya mendapatkan perhatian yang besar, karena untuk kebanyakan sistem itu adalah bagian paling lama dan paling mahal dari proses pembangunan.4.Implementasi
Fase ini memiliki tiga langkah:
1. Sistem konstruksi adalah langkah pertama. Sistem ini dibangun dan diuji untuk memastikan ia bekerja seperti yang telah dirancang. Karena biaya perbaikan bisa sangat besar, pengujian adalah salah satu langkah yang paling penting dalam implementasi . Banyak organisasi memberikan lebih banyak waktu dan
perhatian pada pengujian daripada menulis program.
2. Sistem ini diinstal. Instalasi adalah proses dimana sistem lama non aktifkan dan yang baru dihidupkan. Ini mungkin termasuk pendekatan cutover langsung (dalam mana sistem baru segera menggantikan sistem lama), konversi paralel pendekatan (di mana kedua sistem lama dan baru dioperasikan selama satu bulan atau dua bulan sampai jelas bahwa tidak ada bug di sistem baru), atau konversi bertahap strategi (di mana sistem baru dipasang di salah satu bagian dari organisasi sebagai awal percobaan dan kemudian secara bertahap dipasang di bagian lain). Salah satu yang paling penting aspek konversi adalah pengembangan rencana pelatihan untuk mengajar user bagaimana menggunakan sistem baru dan membantu mengelola perubahan yang disebabkan oleh sistem baru.
3. Tim analis menetapkan rencana support untuk sistem. Rencana ini biasanya mencakup kajian pasca implementasi formal atau informal serta cara sistematis untuk mengidentifikasi perubahan besar dan kecil diperlukan untuk sistem.
Simulasi merupakan usaha untuk meniru ciri, penampilan, dan karakteristik dari system nyata. Karena kompleksitas dari beberapa keputusan pemeliharaan, simulasi komputer merupakan alat yang baik untuk mengevaluasi dampak berbagai kebijakan. Simulasi yang dilakukan melalui model fisik juga bermanfaat dengan cara menirukan bagian dari system manajemen operasional melalui pembuatan model matematik yang diusahakan untuk sedekat mungkin dengan realita dan model tersebut, kemudian digunakan untuk memperkirakan efek-efek berbagai tindakan. Bagi seorang manajer, dalam menggunakan model simulasi dibuat langkah-langkah sebagai berikut :5.Simulasi
1) Menentukan masalah,
2) Memperkenalkan variable penting yang disertai dengan masalah yang dihadapi,
3) Membuat model matematika,
4) Menyusun arah tindakan yang mungkin untuk pengujian,
5) Melakukan percobaan,
6) Mempertimbangkan hasil ( memodifikasi model atau mengubah input data),
7) Memutuskan arah tindakan yang akan diambil.Manfaat dari model simulasi antara lain : Simulasi relative berterus terang dan fleksibel, simulasi dapat digunakan untuk menganalisa situasi dunia nyata yang luas dan kompleks, komplikasi dunia nyata dapat diikuti ( ditiru), yang biasanya tidak dapat ditiru dalam kebanyakan model perencanaan atau manajemen operasional, pemanfaatan waktu dimungkinkan dalam simulasi melalui penggunaan simulasi computer, simulasi memungkinkan para manajer mengetahui sebelumnya pilihan apa saja yang paling menarik, simulasi tidak mempengaruhi system dunia nyata. Dengan adanya simulasi, dapat dipelajari efek interaktif dari komponen atau variable individual untuk menentukan mana yang lebih penting.
Simulasi sering merupakan sebuah teknik yang sesuai untuk permasalahan pemeliharaan, karena kompleksitas dari beberapa keputusan pemeliharaan, simulasi merupakan alat yang baik untuk mengevaluasi dampak berbagai kebijakan (baik melalui simulasi komputer ataupun simulasi fisik).
Apabila dalam suatu system mengandung elemen yang menunjukkan adanya peluang, maka metode simulasi Monte Carlo dapat digunakan sebagai eksperimen terhadap elemen peluang melalui sampling acak.
Sistem pakar adalah perangkat lunak komputer yang menggunakan pengetahuan (aturan-aturan tentang sifat dari unsur suatu masalah), fakta dan teknik inferensi untuk masalah yang biasanya membutuhkan kemampuan seorang ahli. Dapat digunakan untuk membantu karyawan mengisolasi dan memperbaiki berbagai kesalahan pada peralatan dan permesinan.6. Sistem Pakar
Pengetahuan yang digunakan dalam system pakar terdiri dari kaidah-kaidah (rules) atau informasi dari pengalaman tentang tingkah laku suatu unsur persoalan. Kaidah-kaidah biasanya memberikan deskripsi kondisi yang diikuti oleh akibat dari prasyarat tersebut.
Tujuan perancangan system pakar adalah untuk mempermudah kerja, atau bahkan mengganti tenaga ahli, penggabungan ilmu dan pengalaman dari tenaga ahli, training tenaga ahli baru, penyediaan keahlian yang diperlukan oleh suatu proyek yang tidak memiliki atau tidak mampu membayar tenaga ahli. Penggabungan ilmu dan pengalaman para tenaga ahli bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah, apalagi untuk mereka yang mempunyai keahlian yang berbeda. Untuk itulah system pakar dirancangdengan fungsi menyimpan dan menggunakan ilmu serta pengalaman dari satu atau beberapa tenaga ahli.
Gambar waterfall developmnet
BAB V
MENGEMBANGAN PEMELIHARAAN SISTEM MANAJEMEN
Sistem informasi manajemen atau biasa disebut “SIM” (dalam bahasa Inggris adalah Management Information System, MIS) merupakan suatu sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, teknologi, dokumen dan juga prosedur oleh akuntansi manajemen untuk bisa memecahkan masalah bisnis. Contohnya seperti layanan, biaya produk atau juga suatu strategi bisnis.
Sistem informasi manajemen tersebut bisa dibedakan dengan sistem informasi biasa disebabkan SIM ini digunakan untuk bisa menganalisis sistem informasi lain yang digunakan pada suatu aktivitas operasional dalam suatu organisasi. Jika dilihat dari sisi akademis, istilah SIM biasanya digunakan untuk merujuk pada suatu kelompok metode manajemen informasi yang berhubungan dengan otomatisasi atau bisa juga dukungan terhadap pengambilan suatu keputusan manusia. Adapun contohnya meliputi tentang sistem informasi eksekutif, sistem keputusan dan sistem pendukung keputusan.
Nah, pada artikel kali ini kami akan membahas tentang seluk beluk Sistem Informasi Manajemen (SIM). Yuk, simak penjelasan lebih lengkapnya di bawah ini.
1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Menurut Para AhliDi bawah ini kami sampaikan beberapa pengertian sistem informasi manajemen menurut para ahli. Yuk, simak dengan seksama.
· Dalam buku Accounting Information System, Bodnar dan Hopwood (1993) mengemukanan bahwa pengertian SIM adalah suatu kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk bisa mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna.
· Dalam buku Information Technology for Management Making Connection for Strategies Advantages (Teknologi Informasi untuk Manajemen Strategi untuk Membuat Koneksi Keuntungan), Turban, McLean dan Waterbe (1999) memberikan pendapat bahwa pengertian SIM adalah suatu sistem yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisa dan juga menyebarkan informasi untuk tujuan yang lebih spesifik.
2 Konsep Dasar Informasi
Ada beberapa konsep dasar informasi, antara lain sebagai berikut.Data yang diolah menjadi suatu bentuk yang lebih berguna serta lebih berarti bagi yang menerimanya.
Sesuatu yang nyata atau bisa juga setengah nyata yang bisa mengurangi derajat ketidakpastian mengenai suatu keadaan atau kejadian.
3 Tujuan Sistem Informasi Manajemen
Berikut ini tujuan dari sistem informasi manajemen.1 Menyediakan suatu informasi untuk pengambilan suatu keputusan.
2 Menyediakan suatu informasi yang dipergunakan didalam suatu perencanaan, pengendalian, pengevaluasian dan juga perbaikan berkelanjutan.
3 Menyediakan suatu informasi yang dipergunakan di dalam suatu perhitungan harga pokok produk, jasa dan tujuan lainnya yang diinginkan oleh manajemen.
Dari Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dana pengguna lainnya, perlu memiliki akses menuju informasi akuntansi manajemen dan juga mengetahui bagaimana cara untuk dapat menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen tersebut bisa membantu mereka dalam mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan suatu masalah dan mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan.
4. Proses Manajemen
Proses manajemen tersebut bisa diartikan sebagai aktivitas-aktivitas atau kegiatan-kegiatan antara lain sebagai berikut.Perencanaan, formulasi terinci untuk bisa mencapai suatu tujuan akhir tertentu merupakan suatu aktivitas manajemen yang disebut dengan perencanaan. Oleh karena itu, perencanaan memberikan syarat suatu penetapan tujuan dan juga identifikasi metode untuk bisa mencapai tujuan tersebut.
Pengendalian, perencanaan tersebut baru sampai tahap setengahnya dalam proses manajemen. Jika suatu rencana sudah dibuat, rencana itu harus diimplementasikan. Kemudian manajer dan pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk bisa memastikan rencana itu berjalan dengan baik.
Pengambilan Keputusan, maksudnya adalah proses memilih suatu keputusan di antara berbagai alternatif. Fungsi dari manajerial ini adalah suatu jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer tersebut harus memiliki visi, skill serta metode untuk melaksanakan tujuan yang telah dipilih.
5. Manfaat Sistem Informasi Manajemen
Ada beberapa manfaat sistem informasi manajemen. Antara lain sebagai berikut.Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
Meningkatkan aksesbilitas data yang ada secara akurat dan tepat waktu bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya perantara sistem informasi.
Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
6. Contoh Kasus Perencanaan Pengembangan Sistem Manajemen Pemeliharaan Sarana Utilitas Rumah Sakit
2 Feb 2016Rumah sakit merupakan pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk menjaga kesehatan masyarakat dan merawat orang sakit. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka harus didukung oleh suatu peralatan sarana utilitas yang baik. Peralatan sarana utilitas dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan umur kegunaannya jika diterapkan suatu prinsip manajemen pemeliharaan yang efektif dan efisien. Tetapi seiring dengan jalannya waktu terlihat bahwa upaya pemeliharaan rumah sakit ini terlihat masih belum memuaskan. Banyak peralatan sarana yang kurang berfungsi secara otomatis. Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan harus memperhatikan sumber air bersih dan daya listrik yang tidak terganggu dalam memenuhi kebutuhan perawatan pasien. Selain harus memperhatikan sarana utilitas yang lain seperti sarana pembuangan, ventilasi, gas medis, dan system utama lainnya secara berkala diinspeksi, dipelihara dan bila perlu ditingkatkan.
1. Kebutuhan air bersih
Jika didetailkan lebih jauh, maka kebutuhan air untuk rumah sakit dapat digolongkan sebagai berikut:a) Air bersih (Permenkes 416 tentang standard air bersih) untuk MCK dan kebutuhan umum
b) Air lunak / soft water –> heat exchanger, mesin sterilisasi di CSSD, clarifier / air panas)
c) Air Reverse Osmosis yang diaplikasikan untuk :
Air minum –> untuk instalasi gizi dan kantin / cafetaria
Unit Haemodialysa
steam generator di boiler dan alat CSSD
laboratorium, biasanya ditambahkan lagi deionizer untuk lebih memurnikannya
2. Kebutuhan Listrik di Rumah Sakit
Kegiatan dirumah sakit membutuhkan ketersediaan listrik yang kontinyu selama 24 jam selama asuhan pasien, baik yang terkait dengan peralatan yang bersentuhan langsung pada pasien seperti ventilator, infus pump, syring pump, alat monitor, maupun alat –alat yang tidak bersentuhan langsung secara kontinyu seperti peralatan diagnostik di radiologi seperti X-Ray, CT Scan, MRI, USG, cathlab, dan di laboratorium.3. Kebutuhan Gas Medis
Gas medis yang dibutuhkan di rumah sakit adalah O2, N2 dan CO2. Ketersediaan gas-gas tersebut selama 24 jam dibutuhkan dalam Asuhan Pasien. Sehingga tidak boleh terjadi kekosongan gas tersebut. Monitoring volume dan instalasi gas ke seluruh ruangan sesuai dengan kebutuhan harus dilakukan untuk jaminan ketersediaan gas selama 24 jam.4. Pengelolaan Air Limbah Rumah Sakit
Air limbah rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan yang sangat potensial. Oleh karena itu air limbah tersebut perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran umum. Masalah yang sering muncul dalam hal pengelolaan limbah rumah sakit adalah terbatasnya dana yang ada untuk membangun fasilitas pengolahan limbah serta operasinya, khususnya untuk rumah sakit tipe kecil dan menengah. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dikembangkan teknologi pengolahan air limbah rumah sakit yang murah, mudah operasinya serta harganya terjangkau, khususnya untuk rumah sakit dengan kapasitas kecil sampai sedang. Selain itu perlu menyebar-luaskan informasi teknologi khususnya untuk pengolahan air limbah rumah sakit, sehingga dalam memilih teknologi pihak pengelola rumah sakit mendapatkan hasil yang optimal.Di dalam pengelolaan air limbah rumah sakit, maka yang perlu diperhatikan adalah sistem saluran pembuangan air. Saluran air limbah dan saluran air hujan harus dibuat secara terpisah. Air limbah rumah sakit baik yang berasal dari buangan kamar mandi, air bekas ccucian, air buangan dapur serta air limbah klinis dikumpulkan ke bak kontrol dengan saluran atau pipa tertutup, selanjutnya dialirkan ke unit pengolahan air limbah. Setelah dilakukan pengolahan, air hasil olahannya dibuang ke saluran umum. Untuk air hujan dapat langsung dibuang kesaluran umum melalui saluran terbuka.
Terdapat dua kriteria pemeliharaan dalam pemeliharaan peralatan yaitu pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tidak terencana, seperti terlihat pada bagan kriteria pemeliharaan. Pemeliharaan terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan terhadap alat sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Pemeliharaan terencana meliputi pemeliharaan preventif / pencegahan dan pemeliharaan korektif / perbaikan. Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang tidak terduga dan harus segera dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan. Pemeliharaan tidak terencana dapat ditekan serendah mungkin apabila pihak rumah sakit membuat jadwal kegiatan pemeliharaan terencana dan disiplin melaksanakan kegiatan tersebut. Pelaksanaan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan, termasuk pemeliharaan terencana yaitu pemeliharaan preventif, pada saat inspection (Depkes 2001).
Pemeliharaan Preventif ini meliputi :
Pemantauan fungsi (inspection maintenance).
Dilihat (Visual inspection)Pemeliharaan berkala (preventive maintenance)
Didengar (Hearing inspection)
Ditulis pada checklist
Difahami ditindaklanjuti
Pembersihan (Cleaning) : Interior dan eksteriorKalibrasi/ verifikasi (calibration) & Safety test
Pelumasan (Lubricating)
Pengaturan (Adjusting) ;Mekanik, elektronik
Penggantian part (Replacing)
Pengencangan (Tightening)
Kalibrasi legal (BPFK)
Kalibrasi internal/ Verifikasi (Teknisi lokal)
Safety test (BPFK/ Teknisi lokal)
Dalam Kepmenkes No. 004 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan disebutkan salah satu tujuan strategis adalah upaya penataan manajemen kesehatan di era desentralisasi. Salah satu langkah kunci dalam tujuan tersebut adalah mengembangkan sub sistem pemeliharaan dan optimalisasi pemanfaatan sarana dan alat kesehatan. Dan dalam langkah kunci 28 Kepmenkes tersebut di atas dinyatakan bahwa keberhasilan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit atau fasilitas pelayanan dapat tercapai bila tersedia biaya operasional dan pemeliharaan sarana dan alat kesehatan yang memadai dan untuk itu haruslah disusun petunjuk teknis dan standart operational procedure (SOP) tentang pemeliharaan dan optimalisasi pemanfaatan sarana rumah sakit dan alat kesehatan. (Depkes RI, 2003)
Peningkatan efisiensi dan efektifitas tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adanya suatu guideline atau Standart Operational Procedure (SOP) dalam pemeliharan dan pemanfaatan sarana kesehatan dan alat kesehatan, kalibrasi dan pemeliharaan rutin, pelatihan tehnisi dan operator alat, sosialisasi SOP pada seluruh unit pemakai sarana dan alat kesehatan di rumah sakit yang bersangkutan serta tersedianya suku cadang. Perencanaan pengadaan sarana dan alat kesehatan yang matang sesuai kebutuhan baik dari sisi provider maupun konsumen akan meningkatkan pemanfaatan secara optimal.
Untuk itu dalam rangka mendukung pelaksanaan Kepmenkes 004 tahun 2003, perlu dilakukan suatu kajian tentang pemeliharan dan pemanfaatan sarana dan alat kesehatan.
KESIMPULAN
Kesimpulannya yaitu, pemeliharaan sistem informasi adalah upaya untuk memperbaiki, menjaga, menanggulangi, mengembangkan sistem yang ada. Pemeliharaan ini diperlukan untuk meningkatkan efeksiensi dan efeksitas kinerja sistem yang ada kita agar dalam penggunaannya dapat optimal.Pemeliharaan sistem merupakan cara terbaik untuk menjaga efiensi sistem yang sudah ada. Seperti kata pepatah, lebih baik memelihara daripada mengganti. Berikut beberapa alasan mengapa kita perlu memelihara sistem yang ada :
-Agar dapat meningkat sistem / kinerja sistem
-Menyesuaikan dengan perkembangan agar sistem yang ada tidak tertinggal.
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan F.D, Metrics Role In Effective Software Testing. Department of Computer Sciences, 2008 University of Kashmir, Srinagar, Jakarta.Menurut Daryus A, pemeliharaan program, 2008, Ilorin, Indonesia
Sofyan Assauri, Software Testing. Department of Computer Sciences, 2004, Srinagar, yogjakarta